ADMIN

SELAMAT DATANG DI BLOG KEPERAWATAN

Wednesday, October 20, 2010

PENANGGULANGAN PENYAKIT APENDISITIS PADA MAHASISWA POLTEKKES JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

Di Susun Oleh : Marga Ozawa

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Sebagai seorang manusia tentunya kita menginginkan tubuh yang sehat dan kuat. Tubuh yang sehat dan kuat akan memberikan kemudahan dalam memberikan kemudahan dalam melakukan berbagai macam aktivitas yang vital bagi setiap orang. Aktivitas yang dilakukan tentunya mendukung proses kehidupan dan interaksi antar manusia yang satu dan yang lainnya.
Setiap detik dunia mengalami perubahan dalam berbagai aspek kehidupan seperti kemajuan teknologi, perubahan gaya hidup, politik, budaya, ekonomi, dan ilmu pengetahuan.semua itu mengarah kepada penyeragaman, kita dapat melihat polahidup, ekonomi, budaya, dan teknologi yang mirip disetiap negara.
Manusia mempunyai sifat yang selalu ingin melakukan aktivitasnya secepat mungkin. Pola hidup yang seperti ini sangat mempengaruhi kesehatan masing-masing individu terutama dalam hal makanan. Kebanyakan orang mengkonsumsi makanan cepat saji karena berbagai macam kesibukan dan mencari keperaktisan dalam mengkonsumsi makanan. Mereka selalu mencari waktu makan dan penyiapannya yang secepat mungkin, makanan cepat saji adalah pilihan mereka. Selain itu ada yang mengkonsumsi makanan yang dapat menimbulkan permasalahan seperti jambu biji, jengkol, dan cabai. Mereka tidak peduli dengan dampak yang dihasilkan karena sudah menjadi makanan favorit bagi mereka, ada pula yang mengkonsumsi secara berlebihan karena tidak mengerti dampak negatifnya.
Pola hidup seperti yang telah diuraikan diatas tentu tidak benar dan harus dihindari, pengetahuan tentang penyakit dan makanan menjadi prioritas utama untuk menanamkan pola hidup sehat. Salah satu penyakit yang timbul adalah apendisitis yang penulis pilih menjadi judul karya tulis ini. Penjelasan selanjutnya akan di bahas pada bab pembahasan.


B. Rumusan Masalah dan Sub Masalah
1. Masalah umum
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat masalah umum sebagai berikut :
“ Bagaimana memberikan Asuhan keperawatan pada pasien yang menderita penyakit apendisitis dikampus keperawatan singkawang “
2. Sub masalah
Dari masalah-masalah diatas, adapun sub masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
a. Bagaimana cara mengetahui tanda-tanda fisik yang muncul pada pasien yang menderita apendisitis?
b. Bagaimana melakukan pemeriksaan fisik dimulai dari status kesehatan umum sampai pemeriksaan diagnostic?
c. Apa saja faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit apendisitis?
d. Bagaimana cara mencegah penyakit apendisitis?
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan secara kompretensif.
2. Diharapkan mampu membuat penanganan yang efektif dalam melakukan berbagai macam pencegahan.
3. Agar dapat dijadikan bahan dalam mengevaluasi,guna perbaikan selanjutnya.

C. Manfaat Penulisan
Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis mengharapkan adanya manfaat yang sifatnya membangun bagi:
1. Sebagai bahan pengetahuan agar penulis dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif pada penderita apendisitis.
2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang pentingnya kesehatan agar dapat terhindar dari berbagai penyakit terutama apendisitis.
3. Sebagai bahan perbaikan, penanggulangan dan perhatian pihak terkait dalam menyikapi penyakit apendisitis ini.

D. Metode Penulisan
Metode penulisan karya tulis ini meliputi beberapa hal seperti yang diuraikan dibawah ini:
1. Study kepustakaan
Penulisan ini dibuat dengan mengumpulkan data dan mempelajari dari beberapa buku sumber dan literatur yang ada hubungannya dengan penulisan karya tulis ini.
2. Lokasi
Penanggulangan penyakit apendisitis dikampus keperawatan singkawang.

E. Sistematika Penulisan
Penulisan karya tulis ini terdiri dari empat bab dan tiap-tiap bab ini diuaraikan lagi menjadi sub-sub bab beserta pokok bahasannya.
Bab satu yang merupakan pendahuluan ini meliputi latarbelakang,rumusan masalah dan sub masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab dua merupakan bab konsep dan teori yang meliputi pengertian penanggulangan, pengertian sinusitis, klasifikasi penyakit, penyebab apendisitis, gejala apendisitis, patofisiologi, data demografi dan data geografi.
Bab tiga merupakan penanggulangan penyakit sinusitis yang terdiri dari penanggulangan secara askep yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi. kemudian penatalaksanaan dan pemeriksaan diagnostic.
Bab empat merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dari penulis.

BAB II
KONSEP DAN TEORI


A. Pengertian Penanggulangan
1. Menurut kamus bahasa Indonesia



2. Menurut Penulis
“Penanggulangan adalah suatu metode sistem perbaikan yang dilakukan guna mencapai suatu tujuan tertentu yang umumnya positif sehingga dapat menyelesaikan suatu masalah”

B. Pengertian Apendisitis
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiksvermiformis, dan merupakan abdomen akut yang paling sering, apendiks sering di sebut umbai cacing. Istilah usus buntu yang sering digunakan masyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus buntuh merupakan sekum dari kolon. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa kegunaan apendiks pada manusia, namun organ ini sering menimbulkan masalah kesehatan bagi orang-orang tertentu.
Apendik merupakan organ yang berbentuk tabung panjang dan sempit, panjangnya kira-kira 3-5 cm dan berpangkal di sekum. Apendiks menghasilkan lender 1-2 ml per hari, lender itu dikeluarkan secara normal kedalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum. Adanya hambatan dalam pengaliran tersebut, tampaknya menjadi salah satu penyebab timbulnya apendisitis.
Di bawah ini adalah gambar usus manusia dapat dilihat letak dan gambar apendik dengan jelas.

Gambar : 1



C. Penyebab Apendisitis
Apendisitis umumnya terjadi karena infeksi oleh bakteri, berbagi hal berperan sebagai factor pencetusnya. Diantaranya adalah obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi (fekalit) , hyperplasia jaringan limfoid, tumor, striktur, benda asing dalamtubuh dan cacing askaris dapat pula menyebabkan sumbatan. Jaringan limfoid yang merupakan penyebab yang paling sering terjadi. Penyebab lain adalah ulserasi mukosa apendiks oleh parasit E. histolytica.
Penelitian epidemiologi menunjukan peranan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya penyakit apendisitis. Tinja yang keras dapat menimbulkan konstipasi, kemudian konstipasi akan menyebabkan meningkatkan tekanan intrasekal yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa, semua itu kan memudahkan timbulnya apendisitis.

D. Gejala Apendisitis
Gejala awal yang khas, yang merupakan gejala kelasik apendisitis adalah nyeri samar di daerah epigastrium atau priumbilikus. Keluhan ini biasanya disertai dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah, dan pada umumnya nafsu makan menurun. Kemudian dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, ketitik Mc Burney. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas letaknya, sehingga merupakan nyeri somatik setempat. Namun kadang tidak dirasakan adanya nyeri pada daerah epigastrium, tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita memerlukan obat pencahar. Tindakan ini dianggap berbahaya karena bisa mempermudah terjadinya perforasi.

E. Patofisiologi Apendisitis
Patologi apendisitis berawal di jaringan mukosa dan kemudian menyebar ke seluruh lapisan dinding apendiks. Jaringan mukosa ini selalu menghasilkan mucus setiap harinya. Terjadinya obstruksi menyebabkan pengaliran mukus dari lumen apendiks ke sekum menjadi terhambat. Maki lama mukus semakin bertambah banyak dan kemudian terbentuklah bendungan mukus didalam lumen. Akhirnya akan menimbulkan tekanan ke dinding yang menyebabkan nyeri yang sangat parah. Tekanan ini akan menghambat aliran limfa, sehingga menimbulkan adanya edema, diapedis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat ini terjadilah apendisitis akut fokal yang nyerinya disekitar epigastrium di sekitar umbilikus.



F. Data Demografi
Jumlah keseluruhan mahasiswa dan mahasiswi Poltekkes Jurusan Keperawatan Singkawang untuk tahun 2008 adalah 325, yang terdiri dari :
-tingkat 1A : 50
-tingkat 1B : 50
-tingkat 2A : 57
-tingkat 2B : 60
-tingkat 3A : 38
-tingkat 3B : 38
-tingkat 3 khusus : 32




G. Data Geografi
Poltekkes jurusan Keperawatan Singkawang merupakan cabang dari Poltekkes Pontianak yang beralamat di jalan 28 Oktober Siantan, Jurusan Keperawatan Singkawang beralamat di jalan Dr Sutomo kelurahan Pasiran Singkawang. Kampus berhadapan langsung dengan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Azis hanya terpisah oleh adanya jalan raya.

BAB III
PENANGGULANGAN


A. Penanggulangan Secara Askep
1. Pengkajian
- Biodata
Nama,umur,sex,alamat,suku,bangsa,pendidikan dan pekerjaan
- Riwayat penyakit sekarang
- Keluhan utama :
Biasanya penderita mengeluh akibat nyeri di bagian perut bagian kuadran kanan bawah.
- Riwayat penyakit dahulu :
1. pasien pernah menderita penyakit maag
2. pernah menderita sakit di bagian usus
- Riwayat keluarga
Penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang
- Riwayat Spikososial
1. Intra personal : perasaan yang dirasakan klien
2. Inter personal : hubungan dengan orang lain
- Pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat untuk menghindari lemahnya daya tahan tubuh terhadap inveksi.
2. Pola nutrisi dan metabolisme biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung.
3. Pola istirahat dan tidur selama indikasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek.
4. Pola persepsi dan konsep diri klien sering pilek terus menerus dan berbau dan menyebabkan konsep diri menurun.


- Pemeriksaan fisik
1. Status kesehatan umum(keadaan umum,tanda vital dan kesadaran)
2. Pemerikasaan fisik data fokus pada bagian perut bagian kuadran kanan bawah pasien.
2. Diagnosa keperawatan
- Nyeri : perut bagian kuadran kanan bawah di sekitar umbilikus
- Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedur tindakan medis (apendisitis akut)
- Perasaan nyeri yang takterhingga
- Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri di bagian umbilicus
- Gangguan pemenuhan nutrisi kurang kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan yang menurun karena muntah-muntah

3. Perencanaan
- Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada apendiks
Tujuan : nyeri klien berkurang atau hilang
Kriteria : klien tidak merasakan kesakitan
- Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit prosedur tidakan medis
Tujuan : cemas klien berkurang atau hilang
Kriteria : klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya
- Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungn dengn nafsu makan menurun sekunder dari peradangan apendiks.
Tujuan : kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi
Kriteria : klien menghabiskan porsi makannya dan barat badan tetap.
- Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri pada umbilicus.
Tujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyaman
Kriteria : klien tidur 6-8 jam sehari

4. Tindakan keperawatan
- Kaji nyeri klien meliputi : sifat, lokasi, Intesitas dan durasi.
Fungsi : mengetahui nyeri klien meliputi sifat, lokasi, intesitas dan durasi sehingga memudahkan intervensi.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
Fungsi : untuk mengurangi nyeri klien.
- Berikan posisi nyaman
Fungsi : posisi yang nyaman dapat membantu mengurangi nyeri klien.
- Kolaborasi untuk pemberian obat analgesik
Fungsi : analgesik dapat mengurangi radang pada apendiks yang merupakan penyebab nyeri pada klien.
- Kolaborasi untuk pemberian antibiotik
Fungsi : antibiotik dapat mengurangi radang pada apendiks yang merupakan penyebab nyeri pada klien.
5. Evaluasi
Adapun evaluasi yang diharapkan pada klien apendisitis adalah :
- Gejala-gejala nyeri pada bagian umbilikus
- Pasien dapat mencegah serangan lebih lanjut dengan melakukan hal-hal berikut ini :
1. Menghindari makanan yang keras
2. Menghindari minuman dan makanan asam atau bersoda
3. Istirahat yang cukup
4. Makan dengan diet seimbang
- Pasien dapat menyatakan bagaimana menggunakan obat yang diberikan dan pengobatabn berlebihan apa yang harus dihindari
- Pasien menyatakan rencana untuk melakukan tindak lanjut keperawatan.



B. Penatalaksanaan
Satu-satunya pengobatan pada apendisitis adalah dengan apendiktomi. Sebelum opersai perlu diperbaiki system keseimbangan cairan elektrolit. Diperlukan anitibiotik sistemik dan penghisapan cairan melalui pipa nasogastrik. Satu-satunya keadaan dimana operasi tidak harus dilakukan adalah adanya massa yang teraba 3-5 hari sesudah timbulnya keluhan. Biasanya resolusi massa dan keluhan menghilang dalam 1 minggu. Apendiktomi dapat dilakukan 3 bulan kemudian.

C. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Fisik
-Inspeksi
-Palpasi
Pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan maka akan menimbulkan nyeri, dan apabila tekanan di lepas maka juga akan terasa nyeri.
2. Pemeriksaan Penunjang
Laborotarium
Terdiri atas pemeriksaan darah lengkap dan tes protein reaktif (CPR). Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara 10.000-20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas 75%, sedangkan pada CPR ditemukan jumlah serum yang meningkat.
Radiologi
Terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan CT-scan. Pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi inflamasi pada apendiks. Sedang pada CT-scan ditemukan bagian yang menyilang pada apendikalit serta perluasan dari apendika yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran sekum.





BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Pengkajian harus dapat dilakukan secara sistematis dan komprehensif agar dapat data yang valid dan akurat.Setelah melalui proses pengkajian didapatkan ternyata data klien sesuai dengan yang ada pada konsep dan teori.Data tersebut antara lain adalah nyeri pada daerah umbilicus.
2. Perencanaan disususn secara urutan prioritas yang miuncul pada klien.Semua alternative tindakan dapat digunakan guna mengatasi masalah yang ada. Perencanaan yang penulis rumuskan semestinya logis, realistis serta yakin untuk dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan kondisi klien serta sarana yang ada.
3. Dalam melaksanakan penanggulangan diperlukan kerjasama yang baik dengan pasien, keluarga, perawat ruangan dan tim kesehatan lainnya sehingga dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang optimal.

B. Saran
1. Kepada klien dan keluarga agar kiranya dapat mematuhi aturan pengobatan yang ditetapkan sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih cepat dan menghindari komplikasi.
2. Kepada petugas untuk senantiasa mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga khususnya berkenaan dengan penyakit yang diperlukanagar klien tidak melakukan hal yang justru dap lebih memeperberat penyakitnya karena ketidaktahuannya.








DAFTAR PUSTAKA

http://jama.ama-assn.org/cgi/reprint/298/4/482
http://www.bmj.com/cgi/content/full/333/7567/530


0 comments:

MOHON KUNJUNGI IKLAN DIBAWAH INI ( SATU KLIK DARI ANDA SANGAT BERARTI UNTUK KAMI)
Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More